SOLO TRIP NUSA PENIDA

Kelingking Beach (dok. anginfilms)


Feet on Sand


Broken Beach (dok. anginfilms)


Maksudnya Solo Trip bukan gue pergi sendirian ya. Maksudnya tak lain karena gue ga pake jasa tour sama sekali. Semua yang gue lakukan di Nusa Penida atas kehendak pribadi, minta tolong sama Mbah Gugel!

Anyway busway, perjalanan gue di Nusa Penida ga lama-lama banget; cuma 2 malam. Sebenarnya kurang banget, karena gue belom mengunjungi banyak tempat. Sedangkan trip gue di Bali itu 8 hari.

Oke! Nusa Penida itu secara administratif masih berada di wilayah Bali meski beda pulau. Jadi jangan heran kalo disana bakal banyak alamat yang mencantumkan kata "BALI" diakhirannya.

Gue bingung mau cerita dari mana, karena ini kali pertama gue menginjakkan kaki talas bogor ke Nusa Penida. Dan liburan ini udah gue rencanakan dari awal Agustus 2017. Gue perginya akhir Oktober 2017. Namanya juga low budget, jadi semuanya harus serba jauh-jauh hari. Eh bener dong, harga hotel yang gue booking ternyata naik pas menjelang hari H; dari 592k jadi 620k. Gue bisa menghemat 28k. Berapapun selisihnya, itu berharga untuk kami yang low budget tapi suka banyak gaya #gapenting #abaikan

Biasanya gue bakal review tempat-tempat yang gue kunjungin sekalian sama budgetnya. Tapi trip kali ini gue agak lost, jadi kalap banget make duit. Jadi paling gue bakal tulis budget real aja kayak biaya tiket pesawat PP, sewa hotel, sewa motor, sewa bule dan sewa-sewa lainnya. Untuk harga makanan di Nusa Penida masih terjangkau bagi para low budget kayak gue, apalagi untuk kalian yang memang mempersiapkan budget khusus kuliner.

Gue nginep di Green Palm Homestay. Hunian sederhana yang asri karena banyak tanaman di kompleknya. Dan disini juga banyak banget bule yang nginep. Si empunya homestay dan karyawannya sangat friendly dan nilai plusnya mareka mau gue susahin. HAHAHA
Homestay ini jaraknya dekat banget dengan Dermaga Sampalan, tempat ngetemnya Mola-Mola Express dari Sanur (atau sebaliknya). Jadi kalo ada yang mau nginep di homestay ini, silahkan nyebrang dari Sanur naik MOLA-MOLA EXPRESS. Jangan yang lain! Untuk harga sih standart, seharusnya 75k sekali jalan per orang. Tapi waktu itu gue sempet jadi korban calo dengan mematok harga 250k PP, udah gitu salah beli tiket kapalnya. Akhir cerita gue bersikukuh minta dituker dan gue berhasil berangkat dari Sanur pake Mola-Mola Express. TIPS: silahkan kalian beli sendiri tiketnya. Ya untung-untungan dikasih harga lokal, 75k atau harga turis 125k. Kayaknya untuk bule harganya beda lagi deh.

Butuh sekitar 30 menit untuk bisa sampai di Dermaga Sampalan Nusa Penida, dan bagi yang mabok laut 30 menit itu waktu yang lama. HEHEHE... Gue ga mabok laut, malah pules tidur sambil terombang ambing diatas kapal. Sesampainya di Dermaga Sampalan, gue nunggu salah satu karyawan homestay untuk jemput gue ke tempat tujuan. Service yang menguntungkan.

Dermaga Sampalan (dok. anginfilms)


Karena gue sampai di Nusa Penida kepagian, belom bisa check in, jadi gue nitip tas aja dan memulai perjalanan ke Angel's Billabong pakai motor sewaan sebesar 60k per hari tanpa bensin.

Selama di Nusa Penida tentu gue ga mengendarai sendiri motornya, gue turut pergi bersama Cepot jadi biar dia yang bawa motornya. Sebelum gue kesini, gue udah melakukan banyak observasi melalui banyak artikel tentang Nusa Penida, dan katanya akses jalan ke Angel's Billabong dan lainnya tuh rusak parah. Eh bener dong, rusak parah :'(

Jalanannya ada yang udah diaspal tapi kebanyakan masih berbatu tajam dan ga rata kayak dada. Jadi kudu ekstra hati-hati, atau nasibnya kayak bule yang gue dan Cepot temuin di jalan; jatoh terkapar dan kakinya lecet berdarah-darah.
Ini ga lebay ya. Memang terjadi. Dan wanita bule malang itu masih sempet bilang "I'm fine, I'm fine, It's okay" dengan semeringahnya ketika gue dan Cepot ngeliatin dia dengan penuh rasa iba. Berhubung bule itu ada yang temenin entah pacar atau temennya, setelah kita tolongin kita tinggalin untuk melanjutkan perjalanan.

Kira-kira 1 jam lebih dari homestay sampai ke Angel's Billabong. Yang ga kuat panas, silahkan bawa kain atau syal karena panasnya nusuk bray! Ada warung juga yang jualan pisang goreng sama minuman, bisa numpang neduh juga.

The best day of my life! Gue bersyukur banget bisa menyaksikan kreasi tangan Tuhan yang luar biasa ini. Lautnya biru banget, meski cuaca panas karena neraka bocor, tapi hati gue adem banget ngeliatnya. Jadi ikhlas lama-lama kepanggang sinar matahari gini.

Angel's Billabong dan Broken Beach atau Pasih Uug letaknya berdekatan. Tinggal jalan kaki aja. Sayangnya kita ga bisa turun ke pantainya untuk main air. Padahal kalo dilihat dari atas, karangnya full dan gue yakin banyak banget biota laut kecil-kecil yang belom pernah gue lihat sebelumnya. Semoga suatu saat dibuka akses untuk turun ke pantainya. Amin!
Angel's Billabong (dok. anginfilms)


Meskipun perjalanan sangat panjang, matahari ga nyantai, dan jalanannya yang bikin pantat gue sakit, tapi pas sampai lokasi... it was breathtaking! Ga bakal nyesel deh melewati rintangan silih berganti #cobaanhidupkali

Waktu itu Angel's Billabong lumayan rame dikunjungi, kebanyakan bule sama rombongan tour. Mau foto pun musti gantian biar masing-masing orang dapatin view yang sempurna, dengan ga ada yang nyampah jadi background.

Yang gue rasakan saat itu selain rasa kagum ialah LELAH! Lelah banget karena hampir ga ada pohon rindang untuk dukcan. Jadi alhasil gue ngemper aja di pinggir tebing, dan batunya tajam-tajam semua.
Menahan Tajamnya Tebing


Setelah puas di Angel's Billabong, gue pindah ke Broken Beach atau Pasih Uug. Letaknya sebelahan, sebenarnya masih di zona laut yang sama cuma harus sedikit jalan kaki lewatin hutan kaktus.
Kita ga bisa turun ke pantainya, karena ga ada akses sepanjang mata memandang. Spot ini emang khusus untuk foto-foto aja. Mau berjemur juga susah ya karena tebingnya lumayan curam, dan pastinya ga nyaman berjemur disini.
Broken Beach (dok. anginfilms)


Kita semua para pengunjung harus puas foto-foto di pinggirannya aja. Pokoknya masih ga ikhlas ga bisa turun ke pantai. Huhu. Dan ga banyak yang bisa kita kerjain di Broken Beach dan Angel's Billabong selain foto-foto dan berdecak kagum. Oh, tentunya Cepot nerbangin drone yang menarik banyak perhatian orang. Hehehe

Karena gue dan Cepot udah ngerencanain trip ini dari jauh hari, jadi kita ga mau cuma "begini" doang. Kita lanjut lagi ke Kelingking Beach, yang notabene medannya sama kayak ke Angel's Billabong; RUSAK
Seolah-olah gue pengen ngadu ke Pak Presiden untuk membangun jalan aspal di Nusa Penida. Tapi pasti nanti makin banyak orang kesini dengan mudah, because I am concerned that people will leave track (re: trash)anyway, entah lebih baik akses jalannya rusak begini atau beraspal. We'll see.

Kelingking Beach (dok. anginfilms)


And I was challenged. Gue tertantang ketika tiba di Kelingking Beach. (Gue pikir) Kurang lebih pengalamannya bakal sama aja kayak di Broken Beach, yakni kita harus puas dengan menikmati pemandangan aja. But I refused to do so. Jadi, di Kelingking Beach ini ada semacam anak-anak tangga curam yang mengarah ke pantai di bawahnya. Gue sempet ngeliat hanya ada beberapa orang (bule tentunya) yang so much having fun down there, and then I looked at the stairs. They weren't stairs.

Starways to the Beach (dok, anginfilms)


Cepot beberapa kali nanya apakah gue yakin mau turun ke pantai, dan gue dengan tidak yakin-yakin amat menjawab iya. And I did it. Gue menuruni anak tangga itu satu per satu, dan hampir kehilangan keseimbangan. Kaki gue udah gemetaran dan badan gue udah lepek karena keringet. Dan matahari itu pas banget di atas kita. Persediaan air minum menipis. And we could not go back, it was a half way there. Dalam hati gue menjerit ini pertama dan terakhir kalinya, do it or die in curiosity.

Cepot Exposs


Bersyukur Cepot ada untuk men-support gue. Menolong gue ketika gue udah ga tau lagi musti lewat mana. Hahaha... dan akhirnya kita sampai di bawah. Rasanya gue mau copotin kaki karena udah pegel banget. Ga banyak yang berani turun kesini, dan gue seketika merasa bangga sama diri gue sendiri. Gue adalah salah satu yang berani dan kuat (dikuat-kuatin). It was a happy ending, until I had to climb up again. Duh!

I did it!


Happy Ending. Masih Bisa Senyum


IF YOU WANNA SEE WHAT I DID ON THE SECOND DAY, THEN KEEP ON READING


RAWR!


Raja Lima Beach (dok. anginfilms)


Pagi-pagi pas lagi sarapan kita didatangin sama salah satu pengusaha snorkeling & diving di Nusa Penida, tentunya nawarin jasa water sport di hari terakhir kita disana. Niat sih ada, tapi apa boleh buat kita ga bisa berenang. Cepot takut kalo pemandangan luar biasa bawah laut itu kita lewatin gitu aja karena ga bisa berenang, dan panik di dalam air. LOL

Kalo kata Bli yang tak disebutkan namanya ini, Nusa Penida selalu panas. Hujannya cuma ada di November & Desember. Jadi kalo pada kesini pas liburan Natal dan Tahun Baru, siapin aja popcorn & teh madu anget buat di hotel karena ga bakal bisa kemana-mana; ombak kenceng banget, dan pastinya ga bisa nikmatin Nusa Penida to the max.

Oke, jadi kita beruntung berkunjung di bulan terakhir musim kemarau. Btw kita ga jadi daftar untuk ikutan snorkeling & diving meski hati kecil memberontak minta daftar. Kita tau diri :')

Sesuai rencana, kita berkunjung ke Atuh Beach. Oh iya, Bli itu juga sempet ngasih tau rute yang super recommended buat kita lewatin kalo mau ke Atuh Beach. Emang agak jauh sedikit, tapi di sepanjang perjalanan itu kita bisa mampir ke Tree House, Bukit Teletabis, dan Pantai Raja Lima.

Jadi, kata Bli itu kita ikutin aja jalur sesuai Gugel Maps, dan ketika sampai di petunjuk jalan pertama yang mengarahkan ke Atuh Beach (pertigaan jalan) kita jangan ikutin - instead kita belok kanan ke arah Pelilit. Ikutin terus petunjuk yang mengarah ke Pelilit. Pokoknya nanti tau sendiri deh, hehehe... Kecuali kalian mau to the point langsung sampai ke Atuh, sok silahkan ikutin sesuai Gugel Maps.

Jangan berharap jalanan bakal dihiasi aspal. Gue ga tau lebih parah mana akses jalan ke Angel's Billabong atau ke Atuh Beach. Kita enjoy-enjoy aja kok.

Raja Lima Beach (dok. anginfilms)


YES, THIS IS RAJA LIMA BEACH aka adek tirinya Raja Ampat. Kalo mirip atau ngganya gue ga tau karena belom pernah ke Raja Ampat. Tapi, sekali lagi gue mau bilang untuk bisa foto di spot kece ini kita harus nurunin bukit AGAIN. Well, tangganya ga separah di Kelingking Beach tapi dengan kondisi kaki yang masih kaku dan paha yang tiba-tiba jadi kencang, medan kayak gini lumayan bikin meringis juga.

BTW kita musti melewati Tree House (penginapan di rumah pohon) dulu. Ga jauh dari Tree House, ada semacam warung yang pemandangannya Raja Lima Beach. Di warung ini bisa makan siang dengan menu mie instan atau nasi goreng. Harganya standart lah. Bisa leha-leha juga. Dan di pantai ini kita juga ga bisa turun ke bawah. Jadi aktivitasnya hanya foto-foto dan berdecak kagum aja.

Atuh Beach


WHAT I HATED THE MOST ABOUT GOING TO THE BEAUTIFUL DESTINATION WAS THAT I MUST NANJAK!

Kenapa sih harus selalu nurunin tebing dan nanjak yang jaraknya jauh banget?! :'(

Sebelum bisa menikmati private island atau Atuh Beach, terlebih dulu kita harus menuruni anak-anak tangga (ini baru bisa dibilang anak tangga) ke bawah. Atuh Beach ini diapit oleh tebing-tebing yang tinggi banget, jadi garis pantainya pendek, ombak cenderung kencang, dan banyak batu yang tadinya gue pikir karang. Tentu saja gue ga bakal main air pas lagi terik begini, secara kulit gue udah kebakar matahari akibat ngebolang kemaren. Jadi gue santai-santai di warung sambil minum kelapa muda.



Kita menghabiskan sisa hari itu untuk leha-leha disana. Cuma kita turis lokal yang ada di pantai itu, liburan berdampingan dengan bule-bule. Di Atuh Beach lumayan banyak warung-warung yang juga menyediakan bean bag, bangku payung, dan sebagainya untuk si tamu tidur-tiduran atau berjemur. Syaratnya cukup jajan aja di warung itu, kita udah bisa tiduran di bean bag. BTW Cepot tidurnya pules banget siang itu, sambil dikipasin angin laut.

Saat itu gue berpikir, DAMN I WANT THIS KIND OF LIFESTYLE!

Pemandangan dari Warung


Hari itu terasa cepat banget, matahari udah semakin abis dan bule-bule udah pada balik, dan tukang warung udah beres-beresin bean bag & bangku payungnya. Saatnya pulang.
Seharusnya kita bisa lebih lama di Nusa Penida, tapi kebetulan ada keperluan di Kuta jadi harus buru-buru balik. Next time pasti bakal lebih lama lagi ~

PHOTO & VIDEO BY ANGINFILMS (INSTAGRAM)

Budgeting!

Tiket Pesawat PP 700k per person by Air Asia
Green Palm Homestay 592k per 2 nights (sarapan ala bule)
Scooter rent 150k per 2 and a half days (1 motor vario)
Mola-Mola Express 250k PP per person
Parking & Dll kira-kira 50k per 2 people (hampir semua masuk pantai bayar parkir dan tiket masuk)



Tips jajan murah di Bali, jangan sok-sok berbahasa asing terutama inggris. Karena harga lokal dan bule, BEDA!
Pengalaman gue sering dikira turis mancanegara, padahal logat gue medok kampung Bekasi tetap aja diajak ngomong inggris. Makanya kalo soal jajan gue minta tolong Cepot yang beli karena Cepot mukanya Betawi aseli. Hehehe...

Tips yang ga kalah pentingnya, kalo kalian tipe manusia yang ga mau ribet silahkan pake jasa tour. Di Nusa Penida berjibun, tinggal pilih aja cocoknya yang mana. Tapi kalo kalian manusia-manusia jiwa pengembara, silahkan jalan-jalan sendiri dan tentuin sendiri kemana kaki mau melangkah. Resiko nyasar disini sangat besar, terutama menjelang malam ga ada lampu jalan. Kanan kiri hutan, dan pemukiman warga jaraknya jauh-jauh. Kalo tiba-tiba kecium aroma dupa, itu bukan mistis. Mayoritas masyarakat Nusa Penida beragama Hindu dan disana kental banget budaya ritualnya (CMIIW), jadi sangat wajar di sepanjang jalan apalagi setelah melewati pemukiman warga, bau dupa itu ada dimana-mana. Pemandangan ini tentunya ga pernah gue temukan di Kuta dan daerah Bali lainnya (diluar Nusa Penida). So this is kind of new for me.

THEN, WHAT HAPPENED AFTER NUSA PENIDA?

Kita kembali ke Kuta untuk melanjutkan trip. Hehehe... see you on next trip!

0 comments:

Post a Comment