I’m not the real traveler, I just love to travel a
lot…
Gue bukan penjelajah sejati, gue cuman suka banget
menjelajah…
Semua berawal dari rasa penasaran ‘apa rasanya bisa
menjelajah tempat-tempat keren di dunia’ dalam kasus gue Indonesia.
Karena sering kepoin blog-blog travelers keren yang demen pamer foto selfie di
spot-spot keren di seluruh dunia soktahu, muncullah
niat birahi gue untuk mengikuti jejak mereka. Gue orang yang sangat pemalu,
kadang malu-maluin diri sendiri bahkan, pemalu banget sampai gue susah
berkomunikasi dengan orang asing kalo gak terpaksa. Ehem! Well, pada dasarnya gue suka pantai.
Iya, gue tau pantai begitu-begitu aja─air asin, pohon kelapa, pasir, bangkai
kerang, bahkan di beberapa kasus ada sampah katanya─tapi, gue tetep suka
pantai. Maka, pada hari itu gue memutuskan untuk menjadi penjelajah ala-ala
spesialis PANTAI… Tapi, sejauh ini (pada waktu itu) pantai yang pantas disebut pantai yang pernah gue kunjungi
hanyalah PANTAI KUTA BALI dan PANTAI DREAMLAND BALI. Sisanya hoax, atau gue
cuman bisa lihat versi onlinenya. Itu pun gak banyak yang bisa gue lakukan
ketika berkunjung ke Bali pada Agustus 2009 silam (pertama kali ke Bali), yah
paling foto-foto. Dan pada saat gue berdiri tegak memandang hamparan luas
lautan di seberang sana, gue berikrar dalam hati bahwa gue akan kembali lagi
dan kali ini tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
Gue gak tau banyak tentang Bali, gak tau apa-apa
malah. Hahaha… Yah tau dikit-dikitlah, tapi dikitnya terlalu dikit. Gitu deh
intinya. Balik lagi, ehem! Gue gak pernah menyebut diri gue sebagai seorang
‘Traveler’ karena gue gak merasa demikian, jauh bahkan. Gue cuman seorang gadis
rupawan yang suka jalan-jalan aja. Jalan-jalan kemana? Ke pantai. Pantai
apa? Semua pantai. Bisa lebih spesifik? Pantai yang bisa water sports! Emang
bisa water sports apa aja? Hmm, gak bisa. ~
Kenapa? Karena
hidup bakal lebih bermakna kalo kita tau apa yang kita mau, dan tau bagaimana
mewujudkannya. Ya, prinsip ini yang gue pegang sampai sekarang. Gue tau apa
yang gue mau. Apa? Jalan-jalan! Cara mewujudkannya? Ikutin kata Nike “Just Do It”
Ada pepatah mengatakan, kalo gak salah ya tapi kayaknya salah, “semua butuh uang tapi semua
belum tentu butuh uang” NOH KAN SALAH!
Money can’t buy
happiness ─ kalimat ini sering dipakai sama semua kalangan, gue
yakin kalian pun fasih membacanya, bahkan dijadikan lirik lagu Price Tag –
Jessie J. Tapi, menurut gue kalimat ini belom sempurna. Mari kita sempurnakan! Money can’t buy happiness because no one sells it. Bagaimana?
Lalu, apa hubungannya dengan semua ini? Tentu ada!
Ibaratnya pipis aja musti bayar 2000, kalo kita kasih 1000 penjaga toiletnya
ngambek, padahal kita gak pake airnya, karena kita gak nyiram pipisnya. Hihihi…
Tentu ada hubungannya… Gue gak yakin berapa banyak
diantara kalian yang memiliki mindset bahwa seorang penjelajah pasti adalah
mereka yang dikaruniai harta berlimpah dan keluarga mapan dari lahir, atau
memiliki banyak sponsor seperti (semoga
yang baca blog gue namanya bakal muncul setelah kata ‘seperti’ untuk melengkapi kalimat itu). Itu sih emang udah
jalan Yang Maha Kuasa mereka diberikan kemudahan seperti itu, tapi bukan
berarti penjelajah berkantong mini tidak diberi kemudahan sama Yang Maha
Kuasa! Itu sebabnya didirikanlah maskapai bertarif non-logic seperti yang
bertebaran di Instagram dengan #promotiket (coba aja). *lohkok?!
Ya gitu deh pokoknya! Idup mah dibawa santai aja,
udah ribet gak usah dibikin ribet lagi. Hihi..
Balik lagi, kendala keuangan merupakan hal yang
terlalu lumrah untuk para penjelajah baru seperti gue. Itung-itung gaji belom
cukup, mau minjem tapi gengsi, akhirnya nabung, tapi punya temen sosialita
semua setiap hari ngajak nongki. Kelar idup lo!
Hidup penuh tantangan, menabung adalah tantangan
terberat kedua dalam idup gue, yang pertama adalah hubungan gue dengan pacar
belom mendapat ACC dari orang tua gue NYAHAHAHA! Kemudian gila…
Anyway,
mau gak mau harus nabung lah. Sebenarnya bagi gue menabung bukan hal baru, gue
terbiasa menabung kalo ada tujuannya, selama tujuan itu kelabu niat gue pun
kelabu. Sampai pada suatu hari, ketika gue lagi main Instagram (n.y.nation) gue
nemu tiket promo CGK-DPS dengan harga 700k PP. Pada saat itu, inilah harga
termurah yang gue tau, padahal
setelah pulang dari DPS waktu itu gue nemu lagi tiket lebih promo CGK-DPS dengan harga 400k PP.
Yaudahlahya…
Gue langsung memesan tiket itu, tapi musti 2 pax
minimal. Sedangkan gue berencana pergi sendirian, secara pacar gue gak mau
karena dia gak bisa izin libur
kelamaan. Dan dari hasil melobi kasar-halus, kita berdua pergi dengan
syarat-syarat tertentu dan finalnya kita menghabiskan liburan terlalu
singkat selama dua malam… DUA MALAM… DUA
MALAM… “It’s alright, It’s okay, yang penting bisa pergi ke Bali murah”
Lagi-lagi, itu semua bisa terwujud karena gue adalah
pelanggan setia Nike KW Super !!! Tips: gak usah kelamaan mikir, nanti
tiketnya sold out!
Di Bali pun, gue dan pacar tidak banyak melakukan
aktivitas. Paling jalan-jalan cantik/ganteng di Pantai Kuta, ingatan gue tentang
Bali udah luntur-luntur gitu, yaiyalah terakhir ke sono aja Agustus 2009, dan
balik kesana lagi April 2016. Jauh meeeenn! Tapi, gue yakin Bali tetep punya
pesonanya sendiri untuk menarik gue dan pelancong lainnya untuk datang kembali.
Buktinya gue masih bakal mau balik lagi kalo ada kesempatan. Hehehe.
Budget yang kita keluarkan selama disana tetep boros
karena pacar Muslim dan tidak makan babi, gue juga gak gimana-gimana sih
sama makanan olahan hewan cute ini. Biasa aja. Dan kita juga bukan tipe manusia
yang punya jiwa backpacker, atau mau bersusahpayah keliling nyari warteg
yang menyajikan makanan halal. Jadi kita lebih prefer makan fast food yang
udah ada lisensi Halal dari MUI. Aman!
Tips: jalan-jalan tanpa tour guide atau travel
package lebih asoygeboy
Memang kita gak ada prepare mau kemana-kemana selama
di Bali. Pacar pun sebelumnya belom pernah ke Bali, gue sih udah pernah tapi ya
lupa… *membeladiri
Jadi semuanya kita lakukan dengan spontan! Jalan
aja, bodo amat. Sewa motor di penginapan dikasih murah, katanya, tapi pas
nanya-nanya tetep aja harga standart. Huh. Gak apa-apa deh yang penting bisa
cuss jalan-jalan tanpa tujuan. Eits, gue suka satu spot di Bali namanya Pura
Uluwatu (bagi yang masih asing dengan tempat ini, silakan tanya Prof. Google).
Gue gak inget (tentu saja) dimana letak geografis tempat ini, atau tepatnya
bentuk bangunan ini. Yang gue inget tempat ini banyak monkey yang suka nyolong
barang-barang pengunjung kalo pada gak hati-hati. Sebersit niat baik gue untuk
mengunjungi kembali tempat itu sampai kepada pacar, pacar gak bisa menolak
karena diantara kita berdua hanya gue yang berpengalaman ke Bali. Hmm, mungkin
pada saat itu pacar percaya bahwa gue adalah ‘guide’ yang baik dan tau jalan.
Alasan pertama dan utama gue enggan menyewa jasa
guide karena gue gak punya pengeluaran untuk itu. Dan menurut gue jalan-jalan
di Bali bisa dicapai dengan GPS, juga dibantu oleh teknologi kuno, yakni NANYA…
April 29th
Mengandalkan GPS dari hape pacar tercinta, dia yang
bawa motor gue yang ngarahin jalan sesuai dengan garis biru di Google Maps.
Tujuan: Uluwatu *tapi kok mepet
Sanur ya? Lanjut!
Naik motor panas-panasan macem bule yang sembari
tanning…Anehnya gue gak mengalami déjà vu apa pun selama perjalanan ke Uluwatu
itu, dan aslinya gue gak ada kenangan apapun waktu dulu ke situ juga sih,
hehehe… yang gue tau tempat itu luas bener dan kita bisa lihat hamparan laut
biru berkilauan yang rasanya menarik jiwa lo *itu sih gue
Setelah kira-kita satu jam kita naik motor dari Kuta
sampai Uluwatu, gak ada penampakan pantai sama sekali, bahkan yang kita lihat
hanya jalan beton sepi yang gersang.. *dari pengalaman ini kita jadi tau kalo
ternyata ada wilayah gersang di Bali. Hahaha…
Mungkin naluri cowok, jadi pacar cuss terus entah
kemana, dan akhirnya kita menemukan tanda kehidupan karena semakin masuk ke
dalam antahberantah ini kita melihat bule dari arah berlawanan jalan kaki.
Firasat pun mulai yakin bahwa sebentar lagi kita sampai pada tujuan. Kita
melewati banyak bar di kanan kiri jalan, semua pengunjungnya bule. Daaaaaaan,
here we are! bukan di Pura Uluwatu tapi di PANTAI SANUR *yeay hore!!! -_-“
Jauh bener bray! Capek, panas, dan batre hape pacar
tinggal dikit dan gak bisa pake GPS lagi untuk pulang ke Kuta karena kita gak
bawa charger. Omaigat, maino, maiwey!!! Muka pacar udah asem bener, gue tau dia
tipe manusia yang gak bisa marah tapi kalo pun dia ingkar dan marah
sejadi-jadinya gue ikhlas :’)
Tapi ngga… dia tetep manis seperti sediakala :*
cuman yah rada bête, SAMA GUE JUGA BETE! KARENA ITU ADALAH HARI TERAKHIR KITA
DI BALI BESOKNYA UDAH CUSS KE JAKARTA LAGI :”(
Siang bolong, dua anak manusia tersesat. Ngga
tersesat sih, tapi salah arahan. Pasti dia nyesel mempercayakan gue menunjukkan
jalannya. Huhu. Tapi, menurut GPS sih benar. Benar, ini tujuan kita. Uluwatu
yang di Sanur. Ya, benar! Tapi, salah. Kita gak seharusnya berada dimari
sekarang. Uluwatu yang berbeda, pemirsah! Kembar namun tak serupa. Uluwatu yang
gue maksud dari awal adalah PURA ULUWATU atau kalo di Google Maps disebut
ULUWATU TAMPLE.
Nasi udah jadi bubur, daripada dibuang mending
ditambah ayam, jadi bubur ayam *tadaaa
Apa daya kita udah keabisan tenaga untuk kecewa,
kita tetep kecewa. Hari semakin siang dan perut semakin lapar. Pacar minta
makan siang deket-deket situ sekaligus berunding untuk menyelesaikan masalah
yang kasusnya emang udah selesai di garis finish Google Maps tadi. Selagi kita
jalan menyusuri jalan setapak deket Pantai Sanur, gue teringat sesuatu kalo
kita lagi di SANUR. Dan gosipnya, SANUR itu adalah spot untuk bule elite, bule
tajir, bule kaya. Dan bener dong, menu makanannya gak ada yang cocok sama
kantong kita. Alhasil, menelan kenyataan, kita perlahan minggat dari SANUR
menuju tempat yang lebih ramah kantong bagi kita. Gak menemukan yang ramah,
pacar pun melaju motornya entah kemana (tanpa GPS karena hapenya udah mau
metong).
Gue mempercayakan dia soal kemana kita akan pergi.
Disitu gue udah lost hope, bebaslah mau dibawa kemana pun hayati ikut. Awalnya
gue pikir dia marah, ya wajar sih, tapi ya gitu deh. Gue juga gak paham gimana
perasaan gue saat itu. Niat mau nunjukin tempat keren malah amsiong…
Dan hari itu we were wasting time *gue pikirnya
begitu.
Tapi ngga juga sih. FYI: Uluwatu gak hanya satu di
Bali, tapi dua (yang gue tau) di Sanur dan di Badung. Pura Uluwatu ada di
Badung, dengan jarak yang hampir sama dengan Uluwatu yang di Sanur. Hati-hati!
Tapi gue belajar banyak tentang pacar, karakter dia
sih. Kata orang ketika kita lagi marah atau bete, semua hal yang kita lakukan
dan ucapkan itu dari hati. Dan gue tau hatinya. Semoga. *cling
We got back to the hotel, got some rest for a while,
and we woke up at six in the evening. Yah, gak banyak yang bisa kita nikmati di
Bali jika matahari udah tenggelam secara kita bukan penggemar dunia ajebajeb.
Selanjutnya pacar ngajak gue ketemuan bareng sodaranya yang tinggal di Bali,
abis itu kita ditanyain hari ini pergi kemana aja. Bulu kuduk gue bergidik
padahal gue yakin disitu gak ada hantu, tapi mendengar pertanyaan sodara pacar
jadi lemes, panas-dingin. Gue pun gak berani menjawab dan hanya stay cool,
pura-pura gak ngerti Bahasa Indonesia (ketolong oriental face). Pacar gue jujur
aja bilang ke SANUR…
Lalu sodaranya pacar merekomen tempat keren yang
bisa kita nikmati *ehem murah* yang pastinya untuk next time when we visit Bali
again. Gak lama di McD Kuta, kita cuss ke Krisna. Kalian tau kan Krisna itu
tempat apa, ya udah bagus. Mood bisa bener dikit karena gue belanja makanan,
meski gak gue makan juga pas di Bali atau di pesawat perjalanan pulang.
Malam itu, gue bener-bener pengen menikmati Bali
untuk terakhir kalinya (pada saat itu sebelum pulang). Gue bakal sedih kalo
sisa hari itu kita habiskan di hotel aja, packing, dan isitrahat. Mungkin jodoh
dengan pacar, kita punya pikiran serupa *cling cling*
Sebelum berpisah, sodaranya pacar ngasih tau Pantai
Jimbaran lebih keren daripada SANUR. Gue lupa siapa yang mengidekan kesana,
yang pasti kita cuss kesana dan kali ini gue yang bawa motor karena kasian juga
dia mulu. Jalanan di Bali kalo malam (waktu itu) sepi dan dingin, tapi gue
suka. Rasanya udah bound sama jiwa gue *sssshhh suara angin* gue suka semua
tentang Bali, ya setidaknya semua yang gue tau tentang Bali gue suka. Dan di
Bali motor bisa masuk tol bayar 3500, ada jalur khususnya*
Bulan April gak banyak turis datang, jadi toko dan
restoran tutupnya on time jam 10an, pokoknya gak sampe larut deh. Jadi jam 10
malam jalanan udah sepi banget, bahkan di kota. Memang kita belom ditakdirkan
untuk nongki cantik/ganteng di Pantai Jimbaran. Setibanya kita, area situ sepi
dong, no one was around AT ALL. Serem, pacar minta tukeran dia yang bawa motor
lalu kita cuss, kabur secepat-cepatnya
takut ada apa-apa secara kita bukan warga sana dan gak lucu kalo kita dibegal
(memang kasus begal gak pernah ada yang lucu). No one was around! Literally.
Kita mau gak mau balik arah, dan gue gak tau pacar
mengarah kemana. Gue percayakan aja semuanya. Gue masih menikmati perjalanan
malam yang dingin itu sambil melihat ke langit hitam berbintang banyak. Sempat
lewat jalan tol yang ngga kita rencanakan sebelumnya *karena gak ada jalan lain
lagi*
Dari situ gue bisa lihat Bandara Ngurah Rai, dan
besok siang gue udah bakal berada disitu. But once again, this is Bali and I am
here one more time!
It was April 30th , our flight to CGK was
at 11.30AM. Sebelum pesan taksi ke Bandara Ngurah Rai, kita take away Pizza Hut
yang rencananya akan kita makan selagi nunggu pesawat nanti, tapi apa daya dua
anak manusia yang mengalami liburan singkat yang berat padat schedule ancur
kelaparan jadi kita makan pizzanya di dalam taksi. Supir taksinya sempat
menanyakan jam berapa flight kita karena saat itu jalanan Kuta rame banget dan
macet. Terdengar desahan cemas dari si supir setelah gue ngasih tau jam berapa
flight kita, gue tetep tabah dan percaya kalo kita gak akan telat yang penting
perut udah keisi.
Ya, kita hampir
telat tapi untung udah check in jadi tinggal nunjukin boarding pass dan
langsung ke ruang tunggu maskapai *itu yang ada
dipikiran gue saat turun dari taksi
Jam menunjukkan angka 11.20, dan gue pikir kita
selametlah. Pesawat bakal nungguin kalo telat-telat dikit mah. Gue mengeluarkan
boarding pass dan ternyata oh ternyata, JAM YANG TERTERA PADA BOARDING PASS DAN
YANG GUE TAU ITU BEDAAAA!
It was 10.25AM. The boarding pass said 10.25AM
flight back to CGK and it was really 11.30AM already. Our plane was gone, gone
forever! We’re late, sooo late! Gue dan pacar saling lihat-lihatan. Antara
percaya dan tidak, antara bernapas dan tidak, antara mimpi dan tidak, antara
hidup dan mati. I CAN SEE THE GAME IS OVER!
Kita ketinggalan pesawat yang gue pikir take off jam
11.30 siang waktu setempat. Ternyata gue gak ngecek lagi jamnya sebelum
meninggalkan hotel, bahkan boarding pass pulang gak pernah gue keluarkan dari
tas selama di Bali. Well, kita
menggembel disana karena udah gak punya uang, meminta belas kasihan kepada
turis-turis lain yang mau pulang ke negaranya tapi masih punya serpihan receh
Rupiah yang belom sempet dituker lagi.
Ngga, kita gak sampe segitunya. Kita duduk bersama,
memikirkan mengapa hal ini bisa terjadi. Mengapa kita bisa sampai ketinggalan
pesawat? Prof. Google pun tak tau jawabnya! Kita pun gak tau jawabnya. Yah,
sekali lagi nasi udah jadi bubur, tinggal dikasih jagung jadi bubur jagung.
Gue berusaha menanyakan tiket one way DPS-CGK ke
temen-temen yang jualan tiket murah, ternyata pada hari itu kosong semua.
Karena kerinduan gue kepada rumah dan jatah libur di kantor udah gak ada, gue
memaksakan diri untuk pulang pada hari itu juga, bersama pacar tentunya.
Akhirnya Traveloka menjadi aplikasi yang sangat membantu dalam pemesanan tiket
darurat seperti ini. Belilah kita tiket yang ada aja, gak usah kebanyakan milih
pesawat. Naik getek kalo bisa nyampe dua jam juga gue deal!
Tips: cek lagi boarding pass sebelum pulang, gue
yakin kasus ini jarang terjadi dan hanya orang-orang terpilih yang mengalaminya
*oh why me
Setelah deal dengan Lion Air, dan tercatat di
boarding pass pesawat take off jam 9.45 malam, waktu itu masih siang, kita
memikirkan cara untuk membunuh waktu *gue pengen bunuh diri
Pacar gue sakti bener, di saat-saat seperti ini dia
masih bisa fotoin gue candid, dan selfie dengan gue sebagai latarnya. Mau marah
tapi yang paling punya hak marah dia, karena lagi-lagi dia mempercayakan
itinerary perjalanan dari berangkat sampai pulang ke GUE.
Ya udah… semoga pintu surga terbuka bagiku *amin
Tentu saja gak banyak yang bisa kita kerjakan disitu
selain melihat orang lalu-lalang pulang naik pesawatnya tepat waktu :’) kita
sebisa mungkin tetep enjoy the ride, meski jalanannya gak mulus tapi dilakukan
dengan orang tersayang, semuanya jadi indah *ihiy
Kita bosan menunggu, ya menurut lo aja… Akhirnya
kita pindah nunggu di ruang tunggu Garuda, sama aja sih, tapi rasanya beda.
Berasa kayak naik Garuda gitu, padahal Lion Air ruang tunggunya bareng sama
AirAsia. Sama aja lah. So so~
Hour by hour we waited, and finally here we were
stepping inside the cabin. Dari pertama berangkat sampai pulang naik pesawat
gue selalu duduk di samping jendela. Sebenarnya ya kebetulan yang pengen gue
dapatin juga sih, dari situ gue bisa lihat atmosfer Bali untuk terakhir kalinya
malam itu. Saat flight, dari atas kelihatan jalan tol khusus motor yang semalam
kita lalui, jadi inget lagi, hehehe :’)
Perjalanan pun kita nikmati dengan tidur, pas sadar
waktu kru kabin ngasih tau kita mau landing di CGK, dan jam pun kembali normal
ke satu jam lebih awal dari jam Denpasar.
Perjalanan yang menyenangkan sebenarnya kalo gue
kenang lagi sekarang. Mungkin sebenarnya banyak pelajaran yang bisa gue ambil,
mungkin seharusnya gue bête seharian atau kapok ke Bali, atau mengurungkan niat
gue untuk jadi jadi gadis rupawan yang suka jalan-jalan, mungkin bisa
aja pada saat itu pacar langsung pulang karena kesel nyasar ke SANUR, banyak
kemungkinan aneh yang terjadi tapi ngga tuh, gue tetep enjoy, dan setau gue
pacar juga tetep enjoy. Karena pada dasarnya kita menghargai kebersamaan,
gak peduli dimana pun dan kapan pun.
The most important about the trip is not the
destination but the journey. It’s not how you get there, it’s how you make your
story in there.
Tips: persiapkan uang dalam bentuk cash untuk
emergency case. Kalian pikir kita berharap bakal ketinggalan pesawat? Jawab aja
sendiri.
Salam damai, dan selamat bertemu di trip
selanjutnya…
0 comments:
Post a Comment