Hello! Maaf udah lama ga posting karena sibuk kerja. Hehehe. Anyway, kali ini gue mau nulis soal pengalaman pertama kali buka tabungan berjangka BCA. Jadi, pertama-tama gue mau menjelaskan singkat dengan bahasa gue sendiri apa itu Tabungan Berjangka BCA.

Adalah tabungan yang dikhususkan untuk manusia-manusia yang sulit menabung kayak gue. Hahaha. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat tabungan ini adalah siapkan KTP asli, NPWP kalau ada, dan waktu untuk mengisi data diri. Tabungan ini bisa dibuka oleh siapa pun minimal usia 17 tahun sampai maksimal 65 tahun dan di cabang BCA mana pun ya.

Gue sendiri membuka tabungan ini pada 15 Januari 2018 di cabang BCA Plaza THB Bekasi. Jangka waktu yang gue tentukan adalah 12 bulan alias satu tahun aja karena niatnya mau coba dulu. Setiap bulannya di-autodebet sebesar Rp 1 juta. Bukan sok kaya nih, justru karena belom kaya jadi nabungnya banyak. Daripada uangnya buat dijadiin lemak di badan, mending dijadiin bunga bank.

Menabung di tabungan ini keuntungannya dapat asuransi gratis, jadi tiap bulan kita cuma setoran untuk tabungan kita sendiri. Biaya asuransi ini ga dibebankan ke nasabah. Keuntungan lainnya dapat bunga yang menurut gue lumayan. Semakin lama kalian nabungnya, semakin besar bunganya. Berhubung jangka tabungan gue cuma setahun dengan setoran rutin Rp 1 juta per bulan jadi bunga yang gue dapatkan sekitar Rp 300 ribu. Info lengkapnya silahkan tengok ke website BCA aja.

Selama menjalani kontrak ini, gue pernah gagal debet sekali yaitu di bulan November 2018. Tenang, ga ada sanksi apa-apa kok selama gagalnya di bawah tiga kali. Kalau udah tiga kali gagal, otomatis tabungannya ditutup dan uang yang udah dikumpulin akan dikembalikan ke rekening utama. Setahu gue jumlah uangnya nanti ga utuh, bakal dipotong admin. Btw, sebenarnya tabungan ini ga ada biaya adminnya selama kita nabungnya lancar sesuai kontrak yang kita buat diawal.

Selama gue menabung di tabungan ini, gue beberapa kali transfer uang diluar setoran rutin ke rekening tabungan berjangka. Dan gue suka cek saldonya dari Klik BCA, inget ceknya cuma bisa dari Klik BCA atau Internet Banking. Karena tabungan berjangka ini ga ada kartu dan buku tabungannya, cuma ada nomor rekeningnya aja.

Setoran pertama gue didebet otomatis bulan Februari 2018, berarti jatuh temponya Januari 2019. Waktu itu gue ngehnya pada tanggal 2 Januari 2019 gue udah bakal menerima semua tabungan gue selama setahun itu. Ternyata ga ada nominal tersebut masuk ke rekening utama gue. Gue tunggu sampai besoknya, tetap ga ada juga :(

Lalu gue coba nanya ke admin BCA lewat Twitter. Yang gue tanya kira-kira "kenapa uang saya belum masuk?"

Ga ada satu pun dari admin-admin itu yang bisa menjawab pertanyaan gue dengan benar. Intinya gue masih bertanya-tanya ada apa dengan tabungan gue? Apakah gue melanggar UUD perbankan jadi uang gue ditahan? Padahal totalnya cuma sekitar 14 jutaan, jauh lebih sedikit daripada aset yang dimiliki oleh koruptor. Satu-satunya saran yang mereka kasih adalah hubungi kantor cabang dimana gue bikin tabungan ini. Langsung gue hubungi saat itu juga tapi adminnya bilang kurang lebih begini "karena autodebet itu otomatis by system jadi ditunggu aja. Kami pun tidak bisa memastikan."

Lalu akhirnya gue nyerah sama admin Twitter. Gue nelpon Halo BCA dengan harapan admin Halo BCA lebih menguasai produk perusahaannya sendiri. Ternyata sama aja sama admin Twitter.

Dan gue nyerah sepenuhnya. Gue ikutin aja saran-saran mereka untuk duduk diam sambil nunggu. Gue isenglah buka Klik BCA untuk cek saldo terakhir tabungan berjangka. Kemudian gue lihat di kolom sebelah kanan ada data Buka Rekening dan data Tutup Rekening (jatuh tempo). Disitu tertera Buka Tabungan 15 Januari 2018 dan Tutup Rekening 14 Januari 2019. Oke, anggap gue kurang teliti.

Satu-satunya sikap yang gue sayangkan kepada karyawan BCA, mereka kurang menguasai produk perusahaannya sendiri. Masa informasi seperti ini aja ga ada satu pun yang bisa jawab, mendekati pun ngga. Semuanya bingung dan ga tau harus jawab apa. Sayang banget sih.

Informasi tanggal buka rekening dan tutup rekening itu kan bukan sesuatu yang private, alias orang dalam pun pasti bisa akses. Ya itu aja sih yang jadi poin minusnya. Selebihnya buka tabungan berjangka itu 100% rekomen. 
Kelingking Beach (dok. anginfilms)


Feet on Sand


Broken Beach (dok. anginfilms)


Maksudnya Solo Trip bukan gue pergi sendirian ya. Maksudnya tak lain karena gue ga pake jasa tour sama sekali. Semua yang gue lakukan di Nusa Penida atas kehendak pribadi, minta tolong sama Mbah Gugel!

Anyway busway, perjalanan gue di Nusa Penida ga lama-lama banget; cuma 2 malam. Sebenarnya kurang banget, karena gue belom mengunjungi banyak tempat. Sedangkan trip gue di Bali itu 8 hari.

Oke! Nusa Penida itu secara administratif masih berada di wilayah Bali meski beda pulau. Jadi jangan heran kalo disana bakal banyak alamat yang mencantumkan kata "BALI" diakhirannya.

Gue bingung mau cerita dari mana, karena ini kali pertama gue menginjakkan kaki talas bogor ke Nusa Penida. Dan liburan ini udah gue rencanakan dari awal Agustus 2017. Gue perginya akhir Oktober 2017. Namanya juga low budget, jadi semuanya harus serba jauh-jauh hari. Eh bener dong, harga hotel yang gue booking ternyata naik pas menjelang hari H; dari 592k jadi 620k. Gue bisa menghemat 28k. Berapapun selisihnya, itu berharga untuk kami yang low budget tapi suka banyak gaya #gapenting #abaikan

Biasanya gue bakal review tempat-tempat yang gue kunjungin sekalian sama budgetnya. Tapi trip kali ini gue agak lost, jadi kalap banget make duit. Jadi paling gue bakal tulis budget real aja kayak biaya tiket pesawat PP, sewa hotel, sewa motor, sewa bule dan sewa-sewa lainnya. Untuk harga makanan di Nusa Penida masih terjangkau bagi para low budget kayak gue, apalagi untuk kalian yang memang mempersiapkan budget khusus kuliner.

Gue nginep di Green Palm Homestay. Hunian sederhana yang asri karena banyak tanaman di kompleknya. Dan disini juga banyak banget bule yang nginep. Si empunya homestay dan karyawannya sangat friendly dan nilai plusnya mareka mau gue susahin. HAHAHA
Homestay ini jaraknya dekat banget dengan Dermaga Sampalan, tempat ngetemnya Mola-Mola Express dari Sanur (atau sebaliknya). Jadi kalo ada yang mau nginep di homestay ini, silahkan nyebrang dari Sanur naik MOLA-MOLA EXPRESS. Jangan yang lain! Untuk harga sih standart, seharusnya 75k sekali jalan per orang. Tapi waktu itu gue sempet jadi korban calo dengan mematok harga 250k PP, udah gitu salah beli tiket kapalnya. Akhir cerita gue bersikukuh minta dituker dan gue berhasil berangkat dari Sanur pake Mola-Mola Express. TIPS: silahkan kalian beli sendiri tiketnya. Ya untung-untungan dikasih harga lokal, 75k atau harga turis 125k. Kayaknya untuk bule harganya beda lagi deh.

Butuh sekitar 30 menit untuk bisa sampai di Dermaga Sampalan Nusa Penida, dan bagi yang mabok laut 30 menit itu waktu yang lama. HEHEHE... Gue ga mabok laut, malah pules tidur sambil terombang ambing diatas kapal. Sesampainya di Dermaga Sampalan, gue nunggu salah satu karyawan homestay untuk jemput gue ke tempat tujuan. Service yang menguntungkan.

Dermaga Sampalan (dok. anginfilms)


Karena gue sampai di Nusa Penida kepagian, belom bisa check in, jadi gue nitip tas aja dan memulai perjalanan ke Angel's Billabong pakai motor sewaan sebesar 60k per hari tanpa bensin.

Selama di Nusa Penida tentu gue ga mengendarai sendiri motornya, gue turut pergi bersama Cepot jadi biar dia yang bawa motornya. Sebelum gue kesini, gue udah melakukan banyak observasi melalui banyak artikel tentang Nusa Penida, dan katanya akses jalan ke Angel's Billabong dan lainnya tuh rusak parah. Eh bener dong, rusak parah :'(

Jalanannya ada yang udah diaspal tapi kebanyakan masih berbatu tajam dan ga rata kayak dada. Jadi kudu ekstra hati-hati, atau nasibnya kayak bule yang gue dan Cepot temuin di jalan; jatoh terkapar dan kakinya lecet berdarah-darah.
Ini ga lebay ya. Memang terjadi. Dan wanita bule malang itu masih sempet bilang "I'm fine, I'm fine, It's okay" dengan semeringahnya ketika gue dan Cepot ngeliatin dia dengan penuh rasa iba. Berhubung bule itu ada yang temenin entah pacar atau temennya, setelah kita tolongin kita tinggalin untuk melanjutkan perjalanan.

Kira-kira 1 jam lebih dari homestay sampai ke Angel's Billabong. Yang ga kuat panas, silahkan bawa kain atau syal karena panasnya nusuk bray! Ada warung juga yang jualan pisang goreng sama minuman, bisa numpang neduh juga.

The best day of my life! Gue bersyukur banget bisa menyaksikan kreasi tangan Tuhan yang luar biasa ini. Lautnya biru banget, meski cuaca panas karena neraka bocor, tapi hati gue adem banget ngeliatnya. Jadi ikhlas lama-lama kepanggang sinar matahari gini.

Angel's Billabong dan Broken Beach atau Pasih Uug letaknya berdekatan. Tinggal jalan kaki aja. Sayangnya kita ga bisa turun ke pantainya untuk main air. Padahal kalo dilihat dari atas, karangnya full dan gue yakin banyak banget biota laut kecil-kecil yang belom pernah gue lihat sebelumnya. Semoga suatu saat dibuka akses untuk turun ke pantainya. Amin!
Angel's Billabong (dok. anginfilms)


Meskipun perjalanan sangat panjang, matahari ga nyantai, dan jalanannya yang bikin pantat gue sakit, tapi pas sampai lokasi... it was breathtaking! Ga bakal nyesel deh melewati rintangan silih berganti #cobaanhidupkali

Waktu itu Angel's Billabong lumayan rame dikunjungi, kebanyakan bule sama rombongan tour. Mau foto pun musti gantian biar masing-masing orang dapatin view yang sempurna, dengan ga ada yang nyampah jadi background.

Yang gue rasakan saat itu selain rasa kagum ialah LELAH! Lelah banget karena hampir ga ada pohon rindang untuk dukcan. Jadi alhasil gue ngemper aja di pinggir tebing, dan batunya tajam-tajam semua.
Menahan Tajamnya Tebing


Setelah puas di Angel's Billabong, gue pindah ke Broken Beach atau Pasih Uug. Letaknya sebelahan, sebenarnya masih di zona laut yang sama cuma harus sedikit jalan kaki lewatin hutan kaktus.
Kita ga bisa turun ke pantainya, karena ga ada akses sepanjang mata memandang. Spot ini emang khusus untuk foto-foto aja. Mau berjemur juga susah ya karena tebingnya lumayan curam, dan pastinya ga nyaman berjemur disini.
Broken Beach (dok. anginfilms)


Kita semua para pengunjung harus puas foto-foto di pinggirannya aja. Pokoknya masih ga ikhlas ga bisa turun ke pantai. Huhu. Dan ga banyak yang bisa kita kerjain di Broken Beach dan Angel's Billabong selain foto-foto dan berdecak kagum. Oh, tentunya Cepot nerbangin drone yang menarik banyak perhatian orang. Hehehe

Karena gue dan Cepot udah ngerencanain trip ini dari jauh hari, jadi kita ga mau cuma "begini" doang. Kita lanjut lagi ke Kelingking Beach, yang notabene medannya sama kayak ke Angel's Billabong; RUSAK
Seolah-olah gue pengen ngadu ke Pak Presiden untuk membangun jalan aspal di Nusa Penida. Tapi pasti nanti makin banyak orang kesini dengan mudah, because I am concerned that people will leave track (re: trash)anyway, entah lebih baik akses jalannya rusak begini atau beraspal. We'll see.

Kelingking Beach (dok. anginfilms)


And I was challenged. Gue tertantang ketika tiba di Kelingking Beach. (Gue pikir) Kurang lebih pengalamannya bakal sama aja kayak di Broken Beach, yakni kita harus puas dengan menikmati pemandangan aja. But I refused to do so. Jadi, di Kelingking Beach ini ada semacam anak-anak tangga curam yang mengarah ke pantai di bawahnya. Gue sempet ngeliat hanya ada beberapa orang (bule tentunya) yang so much having fun down there, and then I looked at the stairs. They weren't stairs.

Starways to the Beach (dok, anginfilms)


Cepot beberapa kali nanya apakah gue yakin mau turun ke pantai, dan gue dengan tidak yakin-yakin amat menjawab iya. And I did it. Gue menuruni anak tangga itu satu per satu, dan hampir kehilangan keseimbangan. Kaki gue udah gemetaran dan badan gue udah lepek karena keringet. Dan matahari itu pas banget di atas kita. Persediaan air minum menipis. And we could not go back, it was a half way there. Dalam hati gue menjerit ini pertama dan terakhir kalinya, do it or die in curiosity.

Cepot Exposs


Bersyukur Cepot ada untuk men-support gue. Menolong gue ketika gue udah ga tau lagi musti lewat mana. Hahaha... dan akhirnya kita sampai di bawah. Rasanya gue mau copotin kaki karena udah pegel banget. Ga banyak yang berani turun kesini, dan gue seketika merasa bangga sama diri gue sendiri. Gue adalah salah satu yang berani dan kuat (dikuat-kuatin). It was a happy ending, until I had to climb up again. Duh!

I did it!


Happy Ending. Masih Bisa Senyum


IF YOU WANNA SEE WHAT I DID ON THE SECOND DAY, THEN KEEP ON READING


RAWR!


Raja Lima Beach (dok. anginfilms)


Pagi-pagi pas lagi sarapan kita didatangin sama salah satu pengusaha snorkeling & diving di Nusa Penida, tentunya nawarin jasa water sport di hari terakhir kita disana. Niat sih ada, tapi apa boleh buat kita ga bisa berenang. Cepot takut kalo pemandangan luar biasa bawah laut itu kita lewatin gitu aja karena ga bisa berenang, dan panik di dalam air. LOL

Kalo kata Bli yang tak disebutkan namanya ini, Nusa Penida selalu panas. Hujannya cuma ada di November & Desember. Jadi kalo pada kesini pas liburan Natal dan Tahun Baru, siapin aja popcorn & teh madu anget buat di hotel karena ga bakal bisa kemana-mana; ombak kenceng banget, dan pastinya ga bisa nikmatin Nusa Penida to the max.

Oke, jadi kita beruntung berkunjung di bulan terakhir musim kemarau. Btw kita ga jadi daftar untuk ikutan snorkeling & diving meski hati kecil memberontak minta daftar. Kita tau diri :')

Sesuai rencana, kita berkunjung ke Atuh Beach. Oh iya, Bli itu juga sempet ngasih tau rute yang super recommended buat kita lewatin kalo mau ke Atuh Beach. Emang agak jauh sedikit, tapi di sepanjang perjalanan itu kita bisa mampir ke Tree House, Bukit Teletabis, dan Pantai Raja Lima.

Jadi, kata Bli itu kita ikutin aja jalur sesuai Gugel Maps, dan ketika sampai di petunjuk jalan pertama yang mengarahkan ke Atuh Beach (pertigaan jalan) kita jangan ikutin - instead kita belok kanan ke arah Pelilit. Ikutin terus petunjuk yang mengarah ke Pelilit. Pokoknya nanti tau sendiri deh, hehehe... Kecuali kalian mau to the point langsung sampai ke Atuh, sok silahkan ikutin sesuai Gugel Maps.

Jangan berharap jalanan bakal dihiasi aspal. Gue ga tau lebih parah mana akses jalan ke Angel's Billabong atau ke Atuh Beach. Kita enjoy-enjoy aja kok.

Raja Lima Beach (dok. anginfilms)


YES, THIS IS RAJA LIMA BEACH aka adek tirinya Raja Ampat. Kalo mirip atau ngganya gue ga tau karena belom pernah ke Raja Ampat. Tapi, sekali lagi gue mau bilang untuk bisa foto di spot kece ini kita harus nurunin bukit AGAIN. Well, tangganya ga separah di Kelingking Beach tapi dengan kondisi kaki yang masih kaku dan paha yang tiba-tiba jadi kencang, medan kayak gini lumayan bikin meringis juga.

BTW kita musti melewati Tree House (penginapan di rumah pohon) dulu. Ga jauh dari Tree House, ada semacam warung yang pemandangannya Raja Lima Beach. Di warung ini bisa makan siang dengan menu mie instan atau nasi goreng. Harganya standart lah. Bisa leha-leha juga. Dan di pantai ini kita juga ga bisa turun ke bawah. Jadi aktivitasnya hanya foto-foto dan berdecak kagum aja.

Atuh Beach


WHAT I HATED THE MOST ABOUT GOING TO THE BEAUTIFUL DESTINATION WAS THAT I MUST NANJAK!

Kenapa sih harus selalu nurunin tebing dan nanjak yang jaraknya jauh banget?! :'(

Sebelum bisa menikmati private island atau Atuh Beach, terlebih dulu kita harus menuruni anak-anak tangga (ini baru bisa dibilang anak tangga) ke bawah. Atuh Beach ini diapit oleh tebing-tebing yang tinggi banget, jadi garis pantainya pendek, ombak cenderung kencang, dan banyak batu yang tadinya gue pikir karang. Tentu saja gue ga bakal main air pas lagi terik begini, secara kulit gue udah kebakar matahari akibat ngebolang kemaren. Jadi gue santai-santai di warung sambil minum kelapa muda.



Kita menghabiskan sisa hari itu untuk leha-leha disana. Cuma kita turis lokal yang ada di pantai itu, liburan berdampingan dengan bule-bule. Di Atuh Beach lumayan banyak warung-warung yang juga menyediakan bean bag, bangku payung, dan sebagainya untuk si tamu tidur-tiduran atau berjemur. Syaratnya cukup jajan aja di warung itu, kita udah bisa tiduran di bean bag. BTW Cepot tidurnya pules banget siang itu, sambil dikipasin angin laut.

Saat itu gue berpikir, DAMN I WANT THIS KIND OF LIFESTYLE!

Pemandangan dari Warung


Hari itu terasa cepat banget, matahari udah semakin abis dan bule-bule udah pada balik, dan tukang warung udah beres-beresin bean bag & bangku payungnya. Saatnya pulang.
Seharusnya kita bisa lebih lama di Nusa Penida, tapi kebetulan ada keperluan di Kuta jadi harus buru-buru balik. Next time pasti bakal lebih lama lagi ~

PHOTO & VIDEO BY ANGINFILMS (INSTAGRAM)

Budgeting!

Tiket Pesawat PP 700k per person by Air Asia
Green Palm Homestay 592k per 2 nights (sarapan ala bule)
Scooter rent 150k per 2 and a half days (1 motor vario)
Mola-Mola Express 250k PP per person
Parking & Dll kira-kira 50k per 2 people (hampir semua masuk pantai bayar parkir dan tiket masuk)



Tips jajan murah di Bali, jangan sok-sok berbahasa asing terutama inggris. Karena harga lokal dan bule, BEDA!
Pengalaman gue sering dikira turis mancanegara, padahal logat gue medok kampung Bekasi tetap aja diajak ngomong inggris. Makanya kalo soal jajan gue minta tolong Cepot yang beli karena Cepot mukanya Betawi aseli. Hehehe...

Tips yang ga kalah pentingnya, kalo kalian tipe manusia yang ga mau ribet silahkan pake jasa tour. Di Nusa Penida berjibun, tinggal pilih aja cocoknya yang mana. Tapi kalo kalian manusia-manusia jiwa pengembara, silahkan jalan-jalan sendiri dan tentuin sendiri kemana kaki mau melangkah. Resiko nyasar disini sangat besar, terutama menjelang malam ga ada lampu jalan. Kanan kiri hutan, dan pemukiman warga jaraknya jauh-jauh. Kalo tiba-tiba kecium aroma dupa, itu bukan mistis. Mayoritas masyarakat Nusa Penida beragama Hindu dan disana kental banget budaya ritualnya (CMIIW), jadi sangat wajar di sepanjang jalan apalagi setelah melewati pemukiman warga, bau dupa itu ada dimana-mana. Pemandangan ini tentunya ga pernah gue temukan di Kuta dan daerah Bali lainnya (diluar Nusa Penida). So this is kind of new for me.

THEN, WHAT HAPPENED AFTER NUSA PENIDA?

Kita kembali ke Kuta untuk melanjutkan trip. Hehehe... see you on next trip!
Low Budgeted People On Vacation

WE ARE LOW BUDGETED PEOPLE WHO LOVE TO TRAVEL A LOT... HEHEHE



Ini pertama kalinya kita berwisata ke Belitung. Awalnya belom tau pasti sih mau ngapain aja selama disana, yang penting liburan! Soalnya kalo ke Bali udah bosen meskipun gak sering juga kesana. Setelah memutuskan untuk liburan ke Belitung, gue mulai cari info tentang pulau itu, ternyata aktivitas paling asyik adalah HOPPING ISLAND ~

Bagi yang belom tau apa itu HOPPING ISLAND atau bagi yang males Googling, nih gue kasih tau singkat. HOPPING ISLAND itu semacam wisata pulau naik kapal. Jadi kita keliling dari pulau satu ke pulau lainnya dengan menggunakan kapal nelayan atau kapal apapun deh yang bisa ngapung. Lalu pada saat HOPPING ISLAND ini kegiatan kita bisa macam-macam, misalnya foto-foto itu udah pasti, lalu bisa snorkeling atau diving.

Gue pengen banget berbagi pengalaman, itinerary, dan tips yang kita dapatkan selama liburan di Belitung selama 4H3M...
HERE WE GO!!!


27 April 2017

15:00 Touchdown di Bandara H.A.S Hanandjoeddin
Seharusnya kita tiba di bandara itu jam 10:25 dengan waktu perjalanan satu jam aja dari Bandara Soeta, tapi karena kendala cuaca jadi kita mampir ke Palembang dulu untuk isi bensin pesawat lalu cuss lagi ke Tanjung Pandan, Belitung.

Pas nyampe kita pesen taksi melalui hotel tempat kita menginap. Gak usah buang-buang waktu nunggu Damri karena gak ada Damri di Bandara ini, satu-satunya alternatif apabila udah telanjur gak ada persiapan kendaraan dari bandara ke kota adalah dengan naik taksi. Atau kalo gak mau repot, dari jauh-jauh hari pesenlah travel. Tapi gue gak nyesel banget sih, cuman repot aja karena bawaan kita lumayan banyak. Hehehe..

Perjalanan dari bandara ke Rahat Icon Hotel sekitar 30 menit. Abis check in kita istirahat bentar dan mulai list ulang mau kemana aja setelah ini. Akibat cuaca buruk tadi, sebagian itinerary kita agak berantakan dan akhirnya memutuskan untuk melakukan ulang semuanya besok.

BUDGETING TING!

Damri dari Bekasi Barat ke Bandara Soeta 90.000 / 2 orang
Tiket pesawat PP 1.240.000 / 2 orang (Lion Air PP)
Hotel 1.220.000 / 3 malam (Rahat Icon Hotel)
Taksi dari Bandara ke Tanjung Pandan 77.000 / perjalanan
Makan malam nasi goreng 30.000 / 2 porsi
Jus buah 23.000 / 2 gelas
Total : 2.680.000 / 2 orang (jadi 1 orang 1.340.000)

28 April 2017

Kita start the day mulai dari setelah sarapan sekitar jam 8.00 dan dimulai dari sewa motor... Pemilik dan staf di hotel ini ramah banget, gak ada yang cuek dan pastinya very helpful. Disini kita juga bisa isi air putih, minum kopi dan teh sepuasnya. Sarapannya juga enak semua, ada service anter ke kamar atau prasmanan.

Tujuan pertama kita hari ini ke Danau Kaolin. Mungkin sebagian kita udah tau kisah di balik danau cantik ini. Ya betul, ini adalah salah satu tambang timah terbesar di Indonesia. Bekas urukan tanahnya dibiarkan begitu aja sama pengembang, dan akhirnya membentuk kubangan-kubangan air berwarna biru kehijauan yang cantik banget. Alam selalu punya caranya sendiri untuk memperindah dirinya meski tubuhnya habis untuk kebutuhan manusia :'(



Di Danau Kaolin ini biasanya kegiatan wisatawan hanya foto-foto karena sejauh mata memandang gak ada orang yang berendam di kubangan kaolin tersebut. Hehehe... Kita sebenarnya dilarang untuk turun ke bawah danau tapi ada aja orang yang melanggar termasuk gue :D
Danau Kaolin ini letaknya di pinggir jalan banget, gak susah untuk menemukannya. Di Google Maps ada kok :) kira-kira dari kota sekitar 10-15 menit berkendara.



Setelah puas di Danau Kaolin, kita pergi ke kantor belitung.net untuk sewa kapal hopping island.
Kota Tanjung Pandan ini meskipun namanya KOTA dan infrastruktur udah bagus banget tapi masih terbilang sepi. Hmm, apa karena gue terlalu lama hidup di kota besar seperti Jakarta ya?! Entahlah... Tapi sepanjang jalan orang yang bepergian naik motor atau mobil sedikit banget. Dan ada satu hal yang membuat gue amazed. Ini sih agak berlebihan ya tapi ini gue alamin. Jadi pada saat lampu merah nyala, semua pengendara motor atau mobil tertib banget berhenti gak melewati garis jalan. Wih! Gue langsung norak gitu. I've never seen anything like that before. Seharusnya masyarakat Ibukota NKRI bisa menjadi contoh buat kota-kota lain di Indonesia, tapi gak juga ya. Malah Jakarta yang harus mencontoh masyarakat kota-kota kecil #miris

Kita dapet kapal untuk hopping island besok, yeay! Kata mas-masnya kita termasuk beruntung liburan ke Belitung pada bulan April karena laut dan cuaca sedang bersahabat, kebetulan juga belom rame karena diperkirakan rombongan wisatawan lokal bakal datang ke Belitung pada akhir pekan secara long weekend May Day gitu loh!


Abis puas di kantor Belitung.net, kita pergi ke Pantai Tanjung Pendam. Disini gue denger sunsetnya ciamik, kebetulan rekan seperjalanan-sehidup-semati gue lagi ngumpulin footage dan view buat koleksinya dalam merintis usaha drone videography. Tapi pada saat kita tiba di Tanjung Pendam, air lautnya lagi surut dan matahari juga masih tinggi.



Mumpung hari ini cuaca lagi cakep-cakepnya, kita memutuskan untuk makan siang di Pantai Tanjung Kelayang, kebetulan besok meeting point kita di lokasi ini. Nah, jarak ke pantai ini lumayan jauh nih dari Pantai Tanjung Pendam, kira-kira 45 menit. Sepanjang perjalanan gak perlu takut kena macet karena jalanannya mulus banget kayak baby ass. Bener-bener berasa milik pribadi deh. Rumah-rumah warga disini juga unik, kebanyakan masih pake desain rumah adat Belitung, yaitu Rumah Panggung (Rumah Panggong). Meskipun udah ada yang modern, tapi desainnya tetep berupa Rumah Panggung. Gue suka banget ngeliat penataan kota ini, ruang hijau dan bangunan itu seimbang jadi masih ada berasa ademnya.

Setibanya di Pantai Tanjung Kelayang, kita disambut oleh abang-abang tukang sewa kapal yang nanyain "apakah mau ke pulau?" atau "sudah sewa kapal?" atau "kalian mau kemana?" all we have to do is just answer them politely. Mereka gak berniat jahat atau ngerjain kita atau semacamnya seperti yang gue takutkan. They're all good guys! Kalo emang berencana untuk hopping island tapi belom sewa kapal, bilang aja ke mereka - nanti diurusin. Tapi berhubung kita udah sewa kapal, jadi kita bilang aja "udah sewa kapal kok, dan perginya besok pagi" that's it! Abang-abang itu pun akan diam dan gak bakal ngejar kita lagi. Mungkin untuk sebagian orang gak nyaman digituin ya, tapi mau gimana lagi. Begitulah cara mereka cari nafkah, harus agak agresif. Hehehe... Untuk range sewa kapal antara 450.000 sampai 500.000 tapi kalo on the spot gue kurang tau soalnya gak nanya-nanya juga sih.

Seperti yang sering kita lihat ikon Pulau Belitung adalah pemandangan pantai dengan batu-batu granit yang gueeedeeee banget, dan jumlahnya banyak. Nah, kita bisa menjumpai pemandangan itu di Pantai Tanjung Kelayang ini. Suasana sekitar dan dalam pantai sepi-sepi aja. Eh iya, disini banyak anjing liar tapi gak galak atau ngejar kok. Selama kita gak ganggu, mereka juga gak ganggu.



Pantai Tanjung Kelayang ini menjadi meeting point satu-satunya kalo kita mau hopping island. Jadi banyak banget kapal nelayan bersandar disini, disini juga ada restoran seafood dan semacam warteg gitu - ada jual indomie juga, dan lagi-lagi sepi pengunjung. Kita memutuskan untuk makan siang dulu, baru lanjut jalan-jalan lagi.

Kita gak mau menyia-nyiakan momen untuk main hp terus kecuali foto-foto dan video. Sayang banget guys pemandangan indah dengan air laut yang masih bening dilewatkan begitu aja cuman untuk update, boleh sih update tapi jangan setiap saat cek yang Like udah berapa. Hehehe... Gue baru kali ini melihat air laut yang masih bening dari jarak dekat. I could touch the water and nobody told me no.

Puas berjemur di atas batu berasa ikan asin, dan my partner udah puas juga nerbangin dronenya, kita memutuskan untuk pergi dari situ. Terus tiba-tiba jadi mendung dan sedikit gerimis. Oh iya, selama kita nongkrong, main, dan lompatin batu-batu granit, nobody was around, it was just us like we owned a private island. What a paradise!

My partner masih getol pengen rekam sunset, akhirnya kita kembali ke Pantai Tanjung Pendam tapi nasib banget matahari masih tinggi. Lalu sempat terlintas mau ke Belitung Timur lihat replika Sekolah Laskar Pelangi tapi jauh banget boo! Perjalanan sekitar 90 menit dan waktu itu udah lumayan sore. So kita gak jadi kesana dan kayaknya gak ada agenda kesana juga secara besok hopping island udah dimulai. Jadi sebagai alternatifnya kita keliling aja dan mampir makan Mie Atep.

Gue sempat penasaran sama rasanya, kalo dari penampakannya sih biasa banget. Lalu akhirnya gue punya kesempatan untuk makan Mie Atep, rasanya lumayan enak meskipun rada manis kuahnya. Gue gak fotoin mienya karena kalo udah dihadapkan dengan makanan, setengah otak multimedia gue udah mati, hahaha.. taunya makan aja.

Masih ada waktu untuk jalan-jalan sebelum sunset, kita memutuskan untuk beli oleh-oleh. Takutnya besok gak keburu karena kita bakal ngebolang di pulau-pulau seharian. Gue lupa nama toko tempat kita beli oleh-oleh dimana.
Nampaknya my partner kurang beruntung karena langit tiba-tiba berawan parah, jadi mataharinya gak keliatan cuman bias-bias cahaya yang bocor dari awan-awan. Akhirnya dia rekam untuk dijadiin time lapse.
Cukup melelahkan juga seharian ini jalan-jalan, rambut udah lepek, badan udah bau asem, dan pastinya perut masih lapar. Duh! Sebelum balik ke hotel kita mampir beli makan malam dulu.

BUDGETING TING! 

Sewa motor + bensin 100.000 / hari
Masuk Danau Kaolin FREE (gak ada yang jaga, bebas keluar-masuk)
Sewa kapal 450.000 / hari >> udah termasuk bensin dan supirnya (iyalah!)
Masuk Pantai Tanjung Pendam 4.000 / 2 orang (seharian keluar-masuk, tapi kita bayarnya jadi 3.000 karena abangnya gak ada uang 1.000 untuk kembalian jadi dia kasih kita 2.000)
Makan Siang Seafood 128.000 / 2 orang (3 nasi, 1 cumi saos padang, 1 ikan bakar)
Parkir Pantai Tanjung Kelayang FREE (kita sempat ngasih 5.000 tapi mereka menolak semua katanya disini parkir gratis)
Mie Atep + Jeruk Kunci 43.000 / 2 porsi (agak lupa tepatnya berapa)
Oleh-oleh seadanya 371.000 / 2 orang (didominasi oleh kerupuk)
Makan malam beli sate ayam 26.000 / 2 porsi
Risol 5.000
Jus mangga 10.000 / gelas
Total : 1.136.000 / 2 orang (jadi 1 orang 568.000)

29 April 2017


Langit bener-bener cerah nih, kita keluar dari hotel agak pagian karena janjian sama Pak Murat jam 8.00 pagi di Tanjung Kelayang. Kita sewa motor lagi karena untuk trip kali ini kita mandiri, alias menyiapkan segala keperluan selama di laut sendiri; mulai dari bekal makan siang, cemilan, dan kebutuhan lain yang kira-kira diperlukan. Kita mampir beli nasi padang 4 bungkus buat kita berdua dan abang supirnya (nahkoda). Dari hotel gue membekali diri dengan air minum yang banyak, yah namanya juga low budgeted travelers ya jadi harus pinter-pinter manfaatin kondisi.

Perjalanan terasa singkat, dan pas nyampe di parkiran kita langsung ketemu sama Pak Murat, lalu kita dianter untuk tunggu kapalnya ready. Gak perlu lama nunggu, our nice hopping island is on!

Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Pulau Pasir. Kebetulan yang bawa kapal hanya satu orang yang bernama Pak Halim. Pulau Pasir ini sesuai dengan namanya, nothing else but sand. Uniknya pulau ini sering disinggahi bintang laut tapi waktu kita datang bintang lautnya agak malu-malu, akhirnya ketemu beberapa berkat Pak Halim yang mau capek-capek nyariin buat kita. Pulau Pasir ini hanya bisa kita nikmati jika air laut lagi surut, kalo air lautnya lagi pasang pulau ini ketutupan air.


Pulau Pasir ini seluas perairan yang berwarna kehijauan itu. Jadi tempat yang kita diriin itu hanya sebagian mungil dari pulau ini. Isn't it amazing?



Bintang lautnya cuman ada 2 tapi itu pun udah membuat gue bahagia banget. Hahaha... kata Pak Halim, bintang laut gak bisa lama-lama di darat - nanti badannya kaku gak bisa menyerap air. Jadi setelah foto-foto, gue langsung taro lagi ke air dan bener dong ada 1 yang kaku jadi dia ngapung. Tapi, jangan panik! Yang harus kita lakukan adalah goyang-goyangin kelima tangannya agar lentur lagi, abis itu taro aja di air nanti dia kabur sendiri.

Setelah puas di Pulau Pasir, kita lanjut ke Pulau Lengkuas... Gue gak tau apa yang dimaksud Lengkuas pada pulau ini, dari atas pun gak kelihatan seperti Lengkuas. Baiklah... Pulau Lengkuas dijadikan spot ciamik untuk yang suka snorkeling karena terumbu karangnya warna-warni dan ikan-ikannya pun beragam


Tuh lihat terumbu karangnya banyak banget dan spot snorkelingnya luas hampir mengelilingi Pulau Lengkuas :')

Tapi sayang banget kita gak bisa snorkeling di Pulau Lengkuas karena waktu itu pas banget tiba-tiba berawan dan angin kencang, hasilnya ombak jadi kencang juga. Pak Halim gak ngambil resiko untuk snorkeling di Pulau Lengkuas. Kita muter-muter cari laut yang ombaknya gak begitu kencang, lalu tibalah kita di Pulau Kepayang. Disini kita bisa snorkeling. Untuk mancing ikannya keluar, kita siapin biskuit tapi sayang banget gue gak bisa foto-foto dalam air karena kameranya gak bersahabat. Jadi kenangan snorkeling di Belitung cuman bisa gue abadikan dalam memori otak aja.


Setelah cukup main sama ikan-ikan, kita pindah ke Pulau Batu Belayar. Sesuai namanya, di pulau ini banyak batu-batu gede banget dan kita bisa manjatin serta foto-foto juga. Ombaknya gak besar sama sekali, mungkin karena ketahan sama bebatuan jadi aman banget buat anak kecil main disini tapi lagi-lagi sepi banget dan gak ada anak kecil.




Pulau ini eksistensinya mirip kayak Pulau Pasir, hanya bisa dikunjungi ketika air laut lagi surut. Kalo lagi pasang, yang kelihatan hanya bebatuannya aja jadi sekilas seperti batu-batu ini lagi berlayar, disebutlah Pulau Batu Belayar. Pulau ini gak begitu luas dan pemandangannya hanya ada batu aja.

Next stop adalah Pulau Kelayang. Pulau ini letaknya dekat dengan Batu Garuda. Pak Halim mengajak kita main ke Goa Kelayang. Kita harus sedikit effort untuk sampai di Goa Kelayang ini. Masuk lewat hutan, melewati bebatuan tinggi dan curam, resiko kesandung gede banget disini kalo gak hati-hati, apalagi kalo pake sendal cantik kayak yang gue pake. Hahaha... Perjalanan memakan waktu 5-10 menit bagi yang awam seperti kita, tapi kalo kayak Pak Halim 3 menit juga udah nyampe, dia jalan melewati medan yang terjal itu udah berasa kayak jalan di ubin.


Ini bukan banjir yaa.. Air-air ini adalah hasil semburan ombak yang terjebak di bebatuan dalam goa, jadi airnya gak bisa kemana-mana kayak banjir. Kalo kita jalan terus sampai ke ujung goa ini adalah lautan lepas. Kita juga musti hati-hati dengan hewan yang tinggal di dalam air ini, kata Pak Halim ada hewan yang menyerupai batu dan hobinya melukai pengunjung yang gak hati-hati. Tapi selama kita disana sih gak kenapa-napa. Aman!


Letaknya yang di tengah hutan membuat udara di sekitarnya seger. We were so lucky to ever witness this kind of masterpiece!

Berakhirlah hopping island kita hari itu. Semua jerih payah kita terbayarkan dengan amazingnya alam Belitung. Yeay! Abis itu kita kembali ke Tanjung Pandan serba kedinginan karena udara sejuk abis ujan deras. Setelah berada di hotel kita mandi, kita keluar untuk cari makan malam di Gang Kim Ting. Menurut info yang gue baca, Gang Kim Ting ini kalo malam hari menjual aneka street food tapi waktu kita datang kesana sepi banget. Adanya pedagang buah-buahan, nasi goreng, dan apa lagi gitu gue lupa - pokoknya jauh dari istilah "street food" itu. Akhirnya disana kita beli lengkeng buat dicemilin, dan beli ayam gepuk yang jualan gak jauh dari sana. After we had dinner, we took some rest because we were so friggin tired. Huh!

BUDGETING TING!
Sewa motor + bensin 100.000 / hari
Nasi Padang 70.000 / 4 bungkus
Air mineral 1.5 liter 6.000 / botol
Sewa alat snorkeling 100.000 / 2 paket (lengkap dengan fin dan pelampung)
Indomie + Telor 30.000 / 2 porsi
Lengkeng 20.000 / kantong
Ayam Gepuk 50.000 / 2 porsi (3 nasi, 2 ayam, 1 ati-ampela, 1 tahu)
Risol 5.000
Jus buah 20.000 / 2 gelas
Total : 401.000 / 2 orang (jadi 1 orang 200.500)

30 April 2017

There was not much we could do on the last day. We packed our stuff and had breakfast and then got ready to go home... Hal yang gue suka dengan Belitung adalah keindahan alamnya yang terjaga, warganya sangat ramah dan sangat helpful. Gue pastinya gak bakal nolak kalo ditawarin kesini lagi, secara gue belom ngerasain snorkeling di Pulau Lengkuas dan mengunjungi Belitung Timur.

It was an unforgettable 4D3N and I will never have enough of traveling hidden paradise in Indonesia. See you on next trip!

BUDGETING TING!
Taksi ke Bandara H.A.S Hanadjoeddin 81.000 / perjalanan
Beli es krim di Bandara Soeta 23.000 / 2 porsi
Damri Bandara Soeta ke Bekasi Barat 90.000 / 2 orang
Total : 194.000 / 2 orang (jadi 1 orang 97.000)

Total seluruh budget : 4.411.000 / 2 orang (jadi 1 orang 2.205.500)

Money does buy me happiness, it pays my ticket, my hotel, my meals, and my experience :)

Norak ya judul artikelnya, hehehe.. biarin lah, biar gampang dicari bagi kalian yang mau tau bagaimana prosesi sulam alis before-after. Nah inilah yang mau gue tulis disini.

Jadi udah sebulanan ini gue pengen banget sulam alis karena tragedi pensil alis gue yang rawan patah pas diserut, itu membuat gue frustasi karena setengah hidup gue bergantung pada cetarnya alis (ini lebay). Lalu gue memutuskan untuk menjilat ludah sendiri dan merencanakan sulam alis. Iya, jadi gue pernah bilang gak bakalan sulam alis karena skill menggambar alis gue yang udah mumpuni -_-

Setelah melewati proses pencarian yang lumayan panjang, kira-kira satu bulan, gue akhirnya menemukan yang pas dari Instagram. Nama IG-nya @septianayayamakeup
Soal harga sih standart ya, waktu itu gue kena Rp1.500.000 plus free retouch satu kali. Katanya kalo harga normal Rp2.000.000 jadi gue kena harga promosi. Cici Septiana ini orangnya ramah kok, dan seperti biasa kita bisa request bentuk alis sesuai keinginan kita. Kalo gue sih gak muluk-muluk lah, maunya yang natural aja dan kalo bisa bentuknya sesuai dengan alis yang gue gambar sehari-hari.

Transformasi Alis Before-After

Setelah gue konsultasi ringan via WA, akhirnya kita deal sulam alis gue pada 11 Februari 2017 di studio sekaligus rumah artistnya di Bukit Gading Mediterania blok BH nomor 3, Jakarta Utara. Gak susah nemuin tempatnya, patokannya Gading Marina atau NJIS.

Karena waktu itu gue udah ngirimin contoh bentuk alis yang gue mau via WA, jadi artist ini menganggap gue udah tau mau dibikin kayak gimana. Proses penggambaran alis gue bisa dibilang cukup lama ya, setengah jam lebih ada kali cuman untuk gambar doang. Udah gitu hasilnya beda kanan sama kiri -_-
Terus Mencari Bentuk yang Cocok


Setelah itu, gue disuruh tiduran dan si artist melapisi kedua alis gue ini dengan krim putih yang disebut Anestesi. Well, gue gak tau ya kalo di tempat sulam alis lain juga dikasi Anestesi atau ngga tapi gue harap sih iya. Krim ini berfungsi untuk menebalkan kulit kita supaya tahan sakit. Jadi kayak bius lokal gitu,jadi pas disulam kita gak berasa sakit sama sekali. Karena dulu gue pernah bikin tato yang rasa sakitnya berpuluh kali lipat dari ini, jadi gue gak merasakan apapun. Sesekali ada lah rasa aduh aduh tapi kalo gak dihayatin gak berasa kok :)

Anestesi Sudah Melekat

Seperti yang ada di gambar, alis gue dibungkus pake plastik wrapping dan tunggu 40 menit sampai krimnya bekerja. Gue pun sempat ketiduran karena capek beraktivitas dari pagi naik motor bareng pacar plus hujan-hujanan dan sempat terjebak aksi super damai.
Memble tapi Ketjeh


Setelah 40 menit, si artist kembali dengan membawa alat perangnya dan dimulailah sulam alis gue. Pas dia menorehkan jarumnya ke alis, gue gak berasa sakit sama sekali dan yang gue rasain tuh gerusan-gerusan yang terngiang di kuping gue. Suaranya crunchy! Di beberapa momen, ada rasa ngilu dikit tapi sekedar lewat aja. Nah pas Anestesinya ditambah, itu agak perih tapi lama-lama sakitnya memudar karena kulit kita kembali tebel lagi.

Proses sulam alisnya sendiri terbilang sebentar, ada dua kali pengerjaan untuk masing-masing alis. Kira-kira sekitar 30 menit sulam alis pun selesai.
Diolesin Tinta supaya Jadi Lebih Nyata


Kalo pelapisan tinta ini nunggu 5 menit aja, abis itu dihapus lagi dan jadi deh! Gue suka finishnya, tapi ini belom finish.. Kita masih harus nunggu sekitar 1 minggu supaya semua kulit matinya peel off atau terkelupas semua. Nah tantangannya adalah GAK BOLEH KENA AIR, SABUN, DAN BERBAGAI MACAM MAKE UP TERMASUK KRIM-KRIMAN SELAMA MASA RECOVERING! Stress gak lo! Mana musim hujan kan, sekarang kalo hujan kan gak ada tanda-tanda, taunya BUUURRR aja! Untungnya waktu itu langit udah bagus, jadi kita langsung cuss pulang.
Nih Hasilnya!


Setelah Anestesinya abis, baru deh mulai berasa perih. Rasanya hampir mirip kayak dulu waktu recovering tato gue, tapi ini mendingan. Bagi gue sulam alis tuh worth the pain kok, ini bisa awet sampai 2 tahunan. Yah namanya juga wanita, pastinya mau tampil cantik dan sesempurna mungkin. Yang penting sih hati senang dan kantong gak kering.

Soon, gue update lagi ya setelah peel off dan retouch... Thank you udah mampir! See you..

Credit Photos: @topancepot
I feel that my days in the office don’t work so well…

stress banget, padahal kerjaan gak banyak. Nah karena itu, karena kerjaan gak banyak jadi gue stress gak tau mesti ngapain.

Untungnya ada teknologi yang namanya Internet yang bisa gue eksploitasi dengan terbatas juga. Secara gak bisa akses youtube sepuasnya, eh bukan, malah gak bisa akses youtube sama sekali. Yah kan kebayang tambah bête gue.

Wifinya juga kadang bagus, sering jelek. Jadi mau gak mau mesti pake kuota. Yah kan jadi curhat yang gak penting!

Untuk mensiasati agar kehadiran gue di kantor gak sia-sia banget, jadi gue iseng nyari review treatment spa di sekitaran Jakarta dan Bekasi, tempat tinggal gue. Entah kenapa gue pengen banget cobain treatment di Martha Tilaar. Hahaha…

gue pernah spa satu kali di salon biasa dengan harga Rp 60.000 udah termasuk semua paket spa pada umumnya dan gue gak merasakan perubahan apa-apa. Yang ada gue merasa badan gue jadi lengket dan pas pulang ke rumah gue pun mandi lagi karena gak betah. Prices don’t lie, baby!

Dan gue pengen banget satu kali, setidaknya satu kali dalam hidup gue untuk ngerasain namanya THE REAL SPA TREATMENT. Gue tau kondisinya gak bakal sama kayak di salon-salon kebanyakan. Gue tau ada harga yang harus gue bayar. Jeng jeng!

Dan gue mulai browsing, memanfaatkan fasilitas kantor yang minim. Untung mereka gak nge-block Google, hehehe

Gue searching review tentang perawatan spa di Martha Tilaar dan dari semua review itu gue gak menemukan satu pun yang negatif. Artinya perawatan disini sangat mengutamakan kualitas. Jadi gak sembarangan mereka memasang tarif mahal tanpa pelayanan yang baik.

Ngomong soal tarif, gue pastinya super kepo berapa harga spa treatmentnya. Mulailah gue cari sana sini tentang info harganya, dan yang gue temuin rata-rata udah beberapa tahun yang lalu. Ada juga yang tahun 2016 tapi bukan treatment yang gue inginkan.

Sampai gue masuk ke website Martha Tilaar untuk reservasi, dan di kolom pesan *gue ngehnya itu kolom pesan semacam request gitu* gue meminta adminnya untuk mengirimkan daftar paket spa serta harganya ke email gue. Gila kan?! Hahaha

Gak lama gue menerima email dari admin Martha Tilaar, nah gue pikir beneran dikirimin ternyata itu cuman balasan kalo reservasi gue bakal di cek sama admin Martha Tilaar yang di Harapan Indah Bekasi. Nanti katanya gue mau dihubungin lagi untuk proses paymentnya.

Btw, gue memilih outlet Martha Tilaar yang di Harapan Indah Bekasi. Gue juga rada lupa apakah pernah tau ada Martha Tilaar di Harapan Indah. Hahaha… dari alamatnya seharusnya gue tau karena sering lewat situ.

Anyway, gue merasa beruntung bisa spa treatment di salon yang berpengalaman di bidangnya dan letaknya gak jauh amat dari rumah gue. Yihaaa!

Oh iya, awalnya spa treatment ini untuk mama gue karena she’s been the hero for the entire family members dan rasanya gue mau kasih dia reward semacam perawatan tubuh berkualitas. So far, dia selalu treatment di salon-salon yang kurang cakap di bidang spa gitu, jadi hasilnya ya kurang maksimal.

as usual, ada welcome drinknya :D
Gue milih treatment yang Dewi Sri Body Bliss Reviving, kata mbaknya ini berfungsi untuk merilekskan tubuh karena rempahnya pake mint. Jadi pas kena badan jadi dingin-dingin seger gitu. Kalo mama milih yang Dewi Sri Body Bliss Bd. Countouring. Yang ini fungsinya untuk mengencangkan ya kalo gak salah, pokoknya ini cocok untuk wanita usia 50an kayak mama. Bahannya rempah kayak jamu gitu aromanya, agak menyengat. Btw kita dapat diskon 35% untuk minimum purchase Rp 500.000/person. Ini promo sampai 25 November 2016 sesuai spanduknya.

sebagian kecil menu beserta harganya
Setelah kita minum, ngobrol sama pemiliknya, dan selesai milih treatment, kita disuruh nunggu bentar buat dipersiapin dulu tempatnya. Gue dan mama memilih couple room biar bisa barengan gitu. Gak sampe 10 menit kita dipanggil ke lantai 2 untuk mulai treatmentnya! *happy

Disini kita disuruh bugil, terapisnya ninggalin kita bentar buat bugil dulu sambil ngambil ramuan yang bakal dilumurin ke badan kita. Nah, bener kan dugaan gue. Mama mulai norax deh, dia minta difotoin sana sini. Hahaha... Gue masih suka geli kalo inget-inget. Yang lebih ilfilnya, pas mama rebahan di salah satu ranjang itu terapisnya masuk dan mergokin kita lagi foto-foto. *ahelah!

Sesuai dengan paket, kita akan dimanjakan selama 2 jam. Menurut gue ini waktu yang lama. Oh iya, btw gue bukan tipe manusia yang hobi spa atau perawatan tubuh lainnya. Jadi gue gak terbiasa dengan treatment kayak gini. Bagi gue agak aneh aja, tapi sesekali gak apa-apa - biar tau rasanya gimana.

 Bougenville Room for Couple
Yang pertama di Scrub. Buang daki, meski gue yakin daki gue dikit banget karena beberapa waktu lalu kulit gue udah mengelupas karena sunburn tapi yah gak ada salahnya. Kira-kira scrub itu sekitar 30 menitan, terus kita disuruh bilas dan pake sabun yang sesuai sama treatment yang dipilih.Gue sengaja gak bersih-bersih mandinya karena nanti bakal disuruh mandi lagi.

Setelah mandi semua, kita di steam. Hahaha, gue berasa kayak dimsum. Selama di steam ini gue berasa kayak lagi di angkot siang bolong, gerah! Dan keringat ngucur terus. Lalu gue nanya ke mama gimana rasanya, dia jawab biasa aja -_-

Steam Machines

Okay, mungkin belom. Ini semua baru permulaan. Steam cuman 10 menitan, dan sempet mati lampu bentar dan waktunya pas sama berhentinya steam kita.

Setelah itu kita di Massage pake minyak anget. Gue berasanya anget di badan, dan disini badan gue jadi sakit. Oh iya, sebelum di spa gue berasa kalo urat di betis gue suka tegang kayak kaku ketarik gitu dan emang gue rentan terkena kram. Jadi kalo gue ngulet itu mesti hati-hati banget kalo ngga yasalam~

Mbak yang menangani gue mulai massage daerah betis dengan kekuatan yang sebenarnya sedeng tapi dia tepat mengenai urat betis gue, sakit meeen! Tapi gue gak teriak, gue biasa aja. Tahan-tahanin lah karena gak lucu juga kalo gue minta Massage di skip. Gak sesuai SOP dan gue rugi kan.

My Favorite Treatment

Massage sekitar 1 jam ada kali ya. Yang gue rasakan selama Massage adalah pengen cepet-cepet kelar. Badan gue terasa kram semuanya, tegang sana sini. Setelah Massage, badan kita dilumurin pake lulur (kayaknya) dan lulur gue rasanya dingin banget langsung meresap di kulit. Mbaknya sampe matiin AC karena takut gue kedinginan :') Gak lama dari itu, kita disuruh berendam di air rempah-rempah. Ini stage yang sangat gue suka, BERENDAM! Hehehe... Mama sempet nanya berapa lama kita berendam, mbaknya bilang 15 menit setelah itu bilas. Sebelum mereka turun, kita ditawarin minuman Jahe anget. Aduh, baiknya~ (meski itu masuk dalam paket) rasanya dimanjain banget... Sedaaap~

Selfie #1

Kelihatan banget mama kayaknya emang belom pernah berendam busa begitu, yah gue juga sih. Cuman dalam imajinasi aja, secara di rumah gak punya bath tab, hehehe... Gue coba untuk menikmati treatment terakhir ini dengan seksama. Rasanya sih biasa aja, dan khasiatnya mulai gue rasakan. Terutama kulit jadi halus banget.

Selfie #2

course kita berendam lebih dari 15 menit. Pake foto-foto pula, dan gue bilas duluan. Setelah itu pun masih dikasi lotion yang mama sebut kondisioner (?) ah gue yakin ini lotion, lagian kita pilih paket body treatment bukan hair treatment.

Campuran rempah dan daki gue dan mama

Treatment pun selesai. 2 jam waktu menegangkan sekaligus seru-seruan sama mama berakhir. At the end we paid Rp 650.000an and this is the sekian time gue traktir mama. Hahaha... asik juga treatment begini.

Sebelum kita leave the studio, gue sempet nanya mama lagi bagaimana tanggapan dia secara menyeluruh. Dengan wajah semeringah dia bilang enak dan lain kali boleh kesini lagi. Tadi malam gue merasa urat tegang di betis gue ilang, sembuh total. Dan badan jadi enteng. Yah, it works!

Sampai sini dulu review gue yang kepanjangan ini...

Tempat ini rekomen kok buat yang suka spa, gue yang gak gitu interest aja ikut menikmatinya juga dan khasiatnya tetap gue rasakan maksimal.

BYE~